ARTIKEL TENTANG PSIKOANALISIS
Nama
: Yuliana
NIM :
140811600465
OFF :
A
Pengertian
Pendekatan Psikoanalisis
Psikoanalisa adalah sistem filsafat
dan sistem psikologi sekaligus sebagai sebuah sistem filsafat, psikoanalisa
menekankan alam bawah sadar, kekuatan-kekuatan dinamik, peran dasar insting,
kebutuhan untuk sosialisasi, peran fundamental keluarga, proses perkembangan,
dan pertumbuhan dan kristalisasi kepribadian dalam pernyataan-pernyataan psikologi.
Sebagai sebuah psikologi ia secara fleksibel dan memadai menyerap banyak
kontribusi dari sumber-sumber yang berbeda.
Psikoanalisa merupakan suatu metode
penyembuhan yang lebih bersifat psikologis dengan cara-cara fisik.
Konsep-konsep psikoanalisa banyak memberikan pengaruh terhadap perkembangan
konseling. Psikoanalisis jelas terkait dengan tradisi Jerman yang
menyatakan bahwa pikiran adalah wujud yang aktif, dinamis dan
bergerak dengan sendirinya. Perhatiannya tertuju kearah bidang motivasi, emosi,
konflik, mimpi-mimpi, dan sifat-sifat karakter. Psikoanalisa dahulu lahir
bukan dari psikologi melainkan dari kedokteran, yakni kedokteran bidang sakit
jiwa. Banyak tokoh-tokoh lain yang menjadi pengikut Freud, dan mengembangkan
terapi seperti Carl Jung, Otto Rank, William Reich, Karen Horney, Adler, Harry
Stack Sullivan, dan sebagainya.
Insting merupakan pusat dari pendekatan
yang dikembangkan Freud. Insting yang ada bertujuan sebagai pertahanan hidup
dari individu dan manusia, berorientasi pada pertumbuhan, perkembangan dan
kreativitas. Manusia memiliki
insting mati (death instinct) dan insting hidup (life instinct). Insting mati
(death instinct) berhubungan dengan dorongan agresif, manusia memanifestasikan
insting mati (death instinct) melalui tingkah laku seperti keinginan bawah
sadar untuk mati atau untuk menyakiti diri sendiri atau orang lain. Sedangkan
insting hidup (life instinct) untuk mempertahankan hidup, berorientasi pada
pertumbuhan, perkembangan dan kreativitas. Insting hidup disebut juga Eros, suatu dorongan yang menjamin
survival dan reproduksi, seperti rasa lapar, haus, dan seks. Energi yang
dipakai oleh insting hidup ini disebut libido.
Sumbangan-sumbangan utama yang bersejarah dari
teori dan praktek psikoanalisis mencakup: (1) Kehidupan mental individu menjadi
bisa dipahami, dan pemahaman terhadap sifat manusia bisa diterapkan pada penderitaan
manusia. (2) Tingkah laku ditentukan oleh faktor-faktor tak sadar. (3)
Perkembangan pada masa dini kanak-kanak memeliki pengaruh yang kuat terhadap
kepribadian di masa dewasa. (4) Teori psikoanalisis menyediakan kerangka kerja
yang berharga untuk memahami cara-cara yang digunakan individu dalam mengatasi
kecemasan dengan memahami adanya mekanisme-mekanisme yang bekerja untuk menghindari luapan kecemasan. (5) Pendekatan psikoanalisis telah memberikan cara-cara mencari penjelasan dari ketaksadaran melalui analisis mimpi, resistensi dan traferensi.
Pandangan
Tentang Manusia
Aliran Freud memandang manusia
sebagai makhluk deterministik. Menurut Freud, tingkah laku manusia ditentukan
oleh kekuatan irasional, motivasi bawah sadar (unconsiousness motivation),
dorongan (drive) biologis dan insting, serta kejadian psikoseksual selama enam
tahun pertama kehidupan (Thompson, et. al., 2004, p. 77;Corey, 1986, p. 12). Freud
menekankan peran naluri-naluri yang bersifat bawaan dan biologis, ia juga
menekankan pada naluri seksual dan impuls-impuls agresif. Menurutnya tujuan
segenap kehidupan adalah kematian, kehidupan ini adalah tidak lain jalan
melingkar ke arah kematian.
Freud memberikan indikasi bahwa
tantangan terbesar yang dihadapi manusia adalah bagaimana mengendalikan
dorongan agresif itu. Bagi Sigmund Freud, rasa resah dan cemas seseorang itu ada
hubungannya dengan kenyataan bahwa mereka tahu umat manusia itu akan punah. Dan
struktur kepribadian teori psikoanalisis, struktur kepribadian manusia itu terdiri
dari id, ego dan superego. Id adalah komponen
kepribadian yang berisi impuls agresif dan libinal, dimana sistem kerjanya
dengan prinsip kesenangan “pleasure principle”. Ego adalah bagian
kepribadian yang bertugas sebagai pelaksana, dimana sistem kerjanya pada dunia
luar untuk menilai realita dan berhubungan dengan dunia dalam untuk mengatur dorongan-dorongan Id
agar tidak melanggar nilai-nilai superego. Superego adalah
bagian moral dari kepribadian manusia, karena ia merupakan filter dari sensor
baik- buruk, salah- benar, boleh- tidak sesuatu yang dilakukan oleh
dorongan ego.
Teknik-Teknik
Konseling
·
Penggunaan hubungan sistematik antara klien dan
konselor
Konselor dan terapis psikoanalisa
cenderung untuk bertindak alami terhadap klien mereka. Alasannya adalah para
konselor sedang berusaha untuk mempresentasikan diri mereka sebagai ”layar kosong”,
tempat klien dapat memproyeksikan fantasinya atau asumsi yang terpendam
berkenaan dengan hubungan yang amat dekat dengan dirinya. Dengan menjadi netral
dan tidak terikat, maka terapis dapat meyakinkan bahwa perasan klien terhadap
dirinya bukan akibat apa yang dilakukannya. Proses ini disebut pemindahan
(transfered) dan merupakan alat yang sangat berguna dalam terapi psikoanalisa.
·
Melakukan identifikasi dan analisis terhadap penolakan
dan pertahanan
Ketika klien membicarakan
permasalahannya terapis mungkin bisa mencatat bahwa si klien mengelak,
memotong, atau mempertahankan diri dari perasaan atau fakta tertentu. Freud
memandang penting untuk mengetahui sumber penolakan tersebut, dan kondisi
tersebut akan menarik perhatian klien apabila terjadi terus menerus.
·
Asosiasi bebas atau ”katakan apapun yang muncul dalam
pikiran”
Tujuannya adalah untuk membantu
klien membicarakan dirinya sendiri dengan cara yang cenderung tidak
terpengaruhi oleh mekanisme pertahanan diri.
·
Menganalisis mimpi dan fantasi
Tujuannya adalah untuk menguji
materi yang muncul dari level kepribadian seseorang yang lebih dalam dan lepas
dari pertahanan dirinya.
·
Interpretasi
Para konselor psikoanalisa akan
menggunakan proses yang digambarkan di atas, yakni transference, mimpi,
asosiasi bebas, dan lain-lain untuk mengumpulkan materi guna melakukan
interpretasi. Melalui penafsiran mimpi, kenangan, dan transference, seorang
konselor berusaha membantu pasiennya untuk memahami akar permasalahan yang
dihadapinya dan kemudian mendapatkan kontrol yang lebih besar terhadap
permasalahan tersebut serta lebih banyak kebebasan untuk melakukan tindakan
yang berbeda.
·
Analisis Tranferensi
Transferensi merupakan bentuk
pengalihan segenap pengalaman masa lalunya dalam hubungannya orang-orang
berpengaruh kepada terapis di saat konseling. Dalam transferensi ini akan
muncul perasaan benci, ketakutan, kecemasan dan sebagainya yang selama ini
ditekan di ungkapkan kembali, dengan sasaran konselor sebagai objeknya. Dalam
konteks ini konselor melakukan analisis pengalaman klien dimasa kecilnya,
terutama hal-hal yang menghambat perkembangan kepribadiannya.
·
Analisis Resistensi
Resistensi merupakan sikap dan
tindakan klien untuk menolak berlangsungnya terapi atau mengungkpkan hal-hal
yang menimbulkan kecemasan. Perilaku ini dilakukan sebagai bentuk pertahanan
diri. Teknik-teknik spesifik ini tidak biasa dilakukan dalam hubungan
konseling, tetapi lebih banyak digunakan dalam psikoterapi dalm membantu pasien
yang mengalami psikopatologis.
·
Beragam teknik lain
Ketika berhadapan dengan anak-anak bukanlah suatu
hal yang realistis untuk mengharapkan mereka mampu menuangkan konflik dalam
diri mereka ke dalam kata-kata. Sebagai gantinya para analisis anak menggunakan
mainan dan permainan untuk memungkinkan anak mengeksternalisasi ketakutan dan
kekhawatirannya. Beberapa orang terapis yang menangani orang dewasa juga
menemukan hasil yang menggembirakan dengan menggunakan teknik ekspresif seperti
seni, mematung, dan membuat puisi. Teknik proyeksi seperti Thematic
Apperception Test (TAT) juga dapat menghasilkan hal yang sama. Dan pada
akhirnya, para terapi psikodinamik biasanya mendorong para klien untuk menulis
catatan harian atau autobiografi sebagai cara untuk mengeksplorasi kondisi masa
lalu dan masa sekarang mereka.